Setelah melakukan diskusi terbatas pada beberapa pengurus The Phinisi
Center dan melakukan beberapa penelitian lapangan, kami mendapatkan bahwa
budaya baca di bulukumba sangat minim. Data lapangan yang kami peroleh
menunjukkan bahwa sangat banyak masalah yang mengakibatkan kurangnya minat baca
masyarakat di daerah ini. Masalah tersebut antara lain adalah:
1.
Kurangnya
Buku-buku yang dimiliki oleh masyarakat.
2.
Kurangnya
ruang baca (perpustakaan mini) yang disediakan oleh pemerintah, instansi atau
perusahaan yang ditempatkan pada ruang pelayanan publik.
3.
Kurangnya
ransangan atau rasa ingin tahu tentang informasi yang tersedia pada buku-buku.
Seolah-olah buku tidak memiliki daya tarik sama sekali.
4.
Kurangnya
kesadaran untuk memiliki banyak informasi.
5.
Masih
ada diantara kita yang tidak lancar membaca.
Dari permasalahan di atas, penulis dapat memberikan beberapa
cara untuk meningkatkan budaya gemar membaca, terutama untuk menjawab
permasalahan minat baca di Bulukumba maka dirumuskan beberapa solusi yang
dianggap paling tepat, antara lain:
1.
Pemerintah,
Intansi Swasta, Perusahaan dan kelompok masyarakat lainnya(yang memiliki ruang
pelayanan publik) sejatinya membangun perpustakaan mini untuk umum pada
ruang-ruang tertentu. Bisa juga perputakaan dalam bentuk mobil keliling, perpustakaan
alam dan sebagainya yang bertujuan untuk peningkatan layanan baca.
2.
Pemerintah
sejatinya menyediakan dan memperluas akses informasi untuk umum, baik informasi
niaga, pertanian, perkebunan, kelautan dan lain-lain, terutama yang berkaitan
dengan profesi masyarakat daerah.
Tetap semangat bro mari kita sama-sama membangun Bulukumba yang tercinta ini.....khususnya di bidang pendididkan....SUKSESS...!!!
BalasHapussiap komandan
Hapusinfonya sangat bermanfaat, mdh2an dibaca oleh para pengambil kebijakan... eh, kalo bisa tuliski nama penulisnya atau penanggungjawab tulisan di atas, trims.... selamat berkarya...
BalasHapusTrimakasih atas sarannya pak! akan di Edit kemudian
Hapus