Akhir-akhir ini, suara demonstran kembali mencuat
kepermukaan dengan topik permasalahan “penolakan kenaikan harga bahan bakar
minyak”. Aksi protes kebijakan yang akan dikeluarkan oleh pemerintah ini
mengundang perhatian seluruh pemerhati rakyat kecil se-Indonesia. bagaimana dan
apa bentuk aksi mereka? Tentunya kita telah melihat realitasnya di lapangan
bahwa demonstrasi cenderung merusak. Bertolak dari permasalahan tersebut,
penulis memiliki opini tentang kejadian tersebut. Mari kita kaji dan diskusikan
lebih dalam terkait persoalan ini.
Bagaimana jika
demonstrasi yang dipermasalahkan?
Negara Domokrasi yang
memiliki semboyan “dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat” membetulkan dan
menyiapkan media menyalurkan aspirasi bagi seluruh warga nagara terkait
kebijakan pemerintah yang dinilai tidak pro rakyat. Landasannya adalah Hak
Asasi Manusia (HAM). Karenanya setiap warga negara yang merasa haknya terganggu
bisa mengadu pada pemegang kebijakan.
Itulah sebabnya, kita
bebas berdemo dan tidak boleh melarang siapa saja melakukan demonstrasi.
Betulkah demonstrasi ini
murni karena HAM?
Hak asasi manusia sebagai
landasan seseorang bebas menyuarakan aspirasi biasanya dinilai keliru oleh
sebagian orang. Sebagai contoh, itu sangat jelas terlihat pada aktivitas demo
yang dilakukan pada tempat-tempat umum dan sangat mengganggu pengguna faslitas
negara seperti jalan raya, gedung dewan perwakilan rakyat dan lain-lain.
Kalau pribadi menilai ini
adalah salah satu bentuk kekeliruan memaknai HAM sebagai pijakan melakukan demontrasi
jika tetap mengganggu masyarakat lain. Kekeliruan memaknai HAM bisa jadi adalah
penyebab utama terjadinya aksi anarkis oleh demonstran. Yang dipahami keliru
selama ini adalah “Hak asasi manusia” adalah istilah yang diserap dari Amerika
Serikat (The Human Right) yang lebih tepat jika diartikan “Hak dan Kewajiban
dan dasar manusia”. Dengan demikian, seseorang boleh menuntut hak tapi harus
ingat dan terlebih dahulu menunaikan kewajiban.
Salahkah Demonstran yang
turun aksi di Jalan?
Jika Demonstran disalahkan,
berarti kita harus mampu memberikan solusi terbaik untuk mereka agar bisa
menyampaikan aspirasi tanpa mengganggu kepentingan umum.
Alasan mereka berdemo di
jalan adalah jalan terakhir karena seluruh media dan cara telah ditempuh namun
tidak digubris oleh penentu kebijakan. Demonstrasi yang dilakukan di jalan raya
atau tempat umum lainnya juga dilakukan secara damai, namun jika itu belum juga
mengundang perhatian pemerintah, maka demonstran akan mengumpulkan massa yang
lebih banyak. Yang menjadi catatan bahwa Massa yang banyak tidak selalu
berujung pada aksi anarkis, hanya saja selalu ada hal yang memancing demonstran
untuk anarkis dan aksi itu biasanya juga dibalas anarkis oleh keamanan.
Masalah yang kemudian
muncul adalah kecenderungan terjadinya bentrok yang mengakibatkan rusaknya
fasilitas umum atau bahkan milik perusahaan dan pribadi. Jika dipesalahkan,
sebetulnya salah siapa? Jawabannya tidak ada yang murni – yang jelas buntut
dari persoalan tersebut karena menilai pemerintah tidak tepat dalam mengambil
kebijakan (sekedar contoh).
(masing-masing punya
alasan, baik pemerintah dalam mengambil kebijakan maupun demontran dalam
menyikapi kebijakan. olehnya itu sebagai pengamat, kita seharusnya objektif
dalam menilai kebijakan)
Kadiv. Publikasi dan Peneribatan TPC
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah menitipkan komentar
semoga informasi ini bermanfaat
Wassalam