OLEH:
IRSAL
Perkembangan Tabloid di Indonesia
Perkembangan Tabloid di Indonesia merupakan
generasi ketiga munculnya jenis media cetak setelah surat kabar dan majalah.
Seperti kita ketahui keberadaan surat kabar di Indonesia ditandai dengan
perjalanan lima periode dimulai pada tahun 1828 ( Zaman Belanda ), lalu
kemudian majalah dimulai pada periode kemerdekaan, tahun 1945. Ada beberapa
sumber mengatakan bahwa Tabloid dikatakan generasi ketiga karena Tabloid
beredar pada tahun 1982, yang artinya periode pemerintahan orde baru.
Layaknya surat kabar dan majalah, tabloid juga
merupakan bagian jurnalisme konvensional. Keberadaan Tabloid ditandai
dengan keberadaan perusahaan penerbitan majalah Tempo, PT. Grafiti Pers dengan
direktur utama ketika itu Eric FH Samola. PT. Grafiti Pers berpusat di Jawa
Timur. Perusahaan tersebut kemudian mengalami kebangkrutan, sehingga lima tahun
kemudian ( 1988 ) PT. Grafiti Pers diambil alih oleh Jawa Pos News Network
( JPNN ), yang merupakan satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia,
dimana sudah memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah. Dengan
Tabloid pertama “ Swara Surabaya “.
Karakteristik Tabloid
Berbicara tentang karakteristik Taboid, tentu
terkadang banyak yang masih terjebak dengan bayang – bayang surat kabar ataukah
masih oportunis dengan majalah. Sebelum menemukan karakteristik dari tabloid,
kita review sekilas apa itu karateristik surat kabar dan majalah.
- Karakteristik Surat Kabar
A.1 Publisitas
Publisitas atau publicity adalah penyebaran
pada public atau khalayak ( Effendy, 1981:98 ). Salah satu karakteristik
komunikasi massa adalah pesan dapat diterima oleh sebanyak – banyaknya khalayak
yang tersebar di berbagai tempat, karena pesan tersebut penting untuk diketahui
umum, atau menarik bagi khalayak pada umumnya. Dengan demikian, semua aktivitas
manusi yang menyangkut kepentingan umum dan atau menarik untuk umum adalah
layak untuk disebarluaskan. Pesan-pesan melalui surat kabar harus memenuhi
criteria tersebut.
A.2 Periodesitas
Periodesitas menunjukan pada
keteraturanterbitnya, bisa harian mingguan, atau dwi mingguan. Sifat
periodesitas sangat penting dimiliki media massa, khususnya surat kabar.
Kebutuhan manusia akan informasi sama halnya dengan kebutuhan manusia akan
makan, minum, dan pakaian. Setiap hari manusia selalu akan makan, minum, dan
pakaian. Setiap hari manusia selalu membutuhkan informasi. Bagi penerbit surat
kabar, selama ada dana dan tenaga yang terampil, tidaklah sulit untuk
menerbitkan surat kabar secara periodik. Di sekeliling kita banyak sekali fakta
serta peristiwa yang dapat dijadikan berita dalam surat kabar. Selama ada
kehidupan, selama itu pula surat kabar terbit.
A.3 Universal
Universalitas menunjukan pada kesempatan
isinya, yang beraneka ragam dan dari seleuruh dunia. Dengan demikian atau isi
surat kabar meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, seperti masalah social,
ekonomi, budaya, agama, pendidikan, keamanan dan lain-lain.
A.4 Aktualitas
Aktualitas menurut kata asalnya, berarti “
kini “ dan “ keadaan” sebenarnya “ ( Effendy, 1981 : 99 ). Kedua istilah
tersebut erat kaitannya dengan berita, karena definisi berita adalah laporan
tercepat mengenai fakta-fakta atau opini yang penting atau menarik minat, atau
kedua-duanya bagi sejumlah besar orang ( news is the timely report of facts
or opinion of either interest or importance or both, to a considerable number
of people ) ( Charnley, 1965 : 34 )
Laporan tercepat menunjukan pada “ kekinian “
atau terbaru dan masih hangat. Fakta dan peristiwa penting, atau menarik tiap
hari berganti dan perlu untuk dilaporkan, karena khalayak pun memerlukan
informasi yang paling baru. Hal ini dilakukan oleh surat kabar, karena surat
kabar sebagian besar memuat berbagai jenis berita.
A.5 Terdokumentasikan
Dari berbagai fakta yang disajikan surat kabar
dalam bentuk berita atau artikel, dapat dipastikan ada beberapa diantaranya
yang oleh pihak-pihak tertentu dianggap penting untuk diarsipkan atau dibuat
kliping.
Untuk menyerap isi surat kabar, pembaca
dituntut untuk bisa membaca serta memiliki kemampuan intelektualitas tertentu.
Khalayaknya yang buta huruf tidak dapat menerima pesan surat kabar. Bagi mereka
yang berpendidikan rendah pun mungkin akan kesulitan membaca surat kabar,
karena banyak istilah dari berbagai bidang yang tidak dapat mereka pahami.
- Majalah
Majalah sudah pasti ditentukan oleh sasaran
khalayak yang dituju. Artinya sejak awal redaksi sudah menentukan siapa yang
akan menjadi pembacaanya, apakah anak-anak, remaja, wanita dewasa, pria dewasa
atau untuk pembaca umum. Bisa juga dapat ditargetkan sasaran pembaca
berdasarkan hobi tertentu, seperti bertani, beternak dan memasak.
B.1 Penyajian lebih dalam
Frekuensi terbit majalah pada umumnya adalah
mingguan. Selebihnya dwi mingguan, bahkan bulanan ( 1 X sebulan ). Majalah
berita biasanya terbit mingguan, sehingga para reporternya punya waktu yang
cukup lama untuk memahami dan mempelajari suatu peristiwa.
B.2 Nilai aktualitas lebih lama
Apabila nilai aktualitas surat kabar hanya
berumur satu hari, maka nilai aktualitas majalah usung surat kabar kemarin atau
dua hari yang lalu bila kita baca saat ini. Akan tetapi kita tidak pernah
menganggap using majalah yang terbit dua atau tiga hari yang lalu. Sebagaimana
kita alumni bersama, bahwa dalam membaca majalah tidak pernah tuntas sekaligus.
Pada hari pertama mungkin kita hanya membaca topic yang kita senangi atau topic
yang relevan dengan profesi kita, hari esok dan seterusnya kita membaca topic
lain sebagian referensi.
B.3 Gambar / Foto lebih banyak
Jumlah halaman majalah lebih banyak sehingga
selain penyajian beritanya yang mendala, majalah juga dapat menampilkan gambar
/ foto yang lengkap, dengan ukuran besard an kadang-kadang berwarna, serta kualitas
kertas yang digunakannya juga lebih baik. Foto-foto yang ditampilkan majalan
memiliki daya tarik tersendiri.
B.4 Cover sebagai daya tarik
Selain foto, cover atau sampul majalah
juga merupakan daya tarik tersebdiri. Cover adalah ibarat pakaian dan aksesoris
B.5 Harga
Harga majalah tergolong mahal disbanding
Koran.
Tabloid Sebagai Kombinasi beberapa
karakteristik antara Surat Kabar ( Koran ) dan Majalah
Ada bebrapa karakteristik pada Tabloid :
- Publistas
- Aktualitas
- TerdokumentasikanPenyajian Lebih dalam
- Nilai Aktualitas lebih lama
- Terdapat gambar lebih menarik
- Sampul depan memiliki daya tarik.
- Mudah mengeenali khalayaknya
- Semi Koran
- Semi majalah
Fungsi Tabloid :
- To Inform
- To educate
- To entertaining
Kelebihan Tabloid :
- Indept Reporting
- Menarik ( Eye catching )
- Khalayak Mudah Dipantau
- Bersifat feature news dan straight News
- Terdokuementasikan
- Pemberitaan di Tabloid boleh dipesan
Kelemahan :
- Pemberitaan Terbatas, biasanya satu tema besar menjadikan benang merah untuk setiap rubrik ( terdapat korelasi per satu edisi )
- Ukuran kertas terlalu lebar
- Memiliki daya saing penjualan antara Koran dengan majalah.
Prospek untuk Kegiatan PR :
Walaupun Tabloid tidak mencakup semua
pemberitaan layaknya Koran, atau bahkan tidak se-handy majalah, Tabloid
memiliki potensi yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan Public
Relations. Antara lain :
- Advertorial
Berdasarkan karakteristik tabloid serta
pertimbangan kelebihan serta kekurangannya, PRO dapat mengirimkan Advertorial
sebagai bentuk publisitas, untuk mengisi salah setengah atau penuh satu
halaman.
- Pembuatan House Jurnal
Bentuk tabloid juga dapat digunakan untuk
sebagai bentuk house jurnal sebuah perusahaan, instansi, atau lembaga
organisasi. Contohnya, organisasi HMI, DPR, dan KPK.
By: alwayskantry009 • Posted in communication…
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah menitipkan komentar
semoga informasi ini bermanfaat
Wassalam