Senin, 20 Mei 2013
0 komentar

APA DAN BAGAIMANA TABOLID ITU??


 
OLEH: IRSAL
Perkembangan Tabloid di Indonesia
Perkembangan Tabloid di Indonesia merupakan generasi ketiga munculnya jenis media cetak setelah surat kabar dan majalah. Seperti kita ketahui keberadaan surat kabar di Indonesia ditandai dengan perjalanan lima periode dimulai pada tahun 1828 ( Zaman Belanda ), lalu kemudian majalah dimulai pada periode kemerdekaan, tahun 1945. Ada beberapa sumber mengatakan bahwa Tabloid dikatakan generasi ketiga karena Tabloid beredar pada tahun 1982, yang artinya periode pemerintahan orde baru.

Layaknya surat kabar dan majalah, tabloid juga merupakan bagian jurnalisme konvensional. Keberadaan Tabloid  ditandai dengan keberadaan perusahaan penerbitan majalah Tempo, PT. Grafiti Pers dengan direktur utama ketika itu Eric FH Samola. PT. Grafiti Pers berpusat di Jawa Timur. Perusahaan tersebut kemudian mengalami kebangkrutan, sehingga lima tahun kemudian ( 1988 ) PT. Grafiti Pers diambil alih oleh Jawa Pos News Network ( JPNN ), yang merupakan satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia, dimana sudah memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah. Dengan Tabloid pertama “ Swara Surabaya “.
Karakteristik Tabloid
Berbicara tentang karakteristik Taboid, tentu terkadang banyak yang masih terjebak dengan bayang – bayang surat kabar ataukah masih oportunis dengan majalah. Sebelum menemukan karakteristik dari tabloid, kita review sekilas apa itu karateristik surat kabar dan majalah.
  1. Karakteristik Surat Kabar
A.1 Publisitas
Publisitas atau publicity adalah penyebaran pada public atau khalayak ( Effendy, 1981:98 ). Salah satu karakteristik komunikasi massa adalah pesan dapat diterima oleh sebanyak – banyaknya khalayak yang tersebar di berbagai tempat, karena pesan tersebut penting untuk diketahui umum, atau menarik bagi khalayak pada umumnya. Dengan demikian, semua aktivitas manusi yang menyangkut kepentingan umum dan atau menarik untuk umum adalah layak untuk disebarluaskan. Pesan-pesan melalui surat kabar harus memenuhi criteria tersebut.
A.2 Periodesitas
Periodesitas menunjukan pada keteraturanterbitnya, bisa harian mingguan, atau dwi mingguan. Sifat periodesitas sangat penting dimiliki media massa, khususnya surat kabar. Kebutuhan manusia akan informasi sama halnya dengan kebutuhan manusia akan makan, minum, dan pakaian. Setiap hari manusia selalu akan makan, minum, dan pakaian. Setiap hari manusia selalu membutuhkan informasi. Bagi penerbit surat kabar, selama ada dana dan tenaga yang terampil, tidaklah sulit untuk menerbitkan surat kabar secara periodik. Di sekeliling kita banyak sekali fakta serta peristiwa yang dapat dijadikan berita dalam surat kabar. Selama ada kehidupan, selama itu pula surat kabar terbit.
A.3 Universal
Universalitas menunjukan pada kesempatan isinya, yang beraneka ragam dan dari seleuruh dunia. Dengan demikian atau isi surat kabar meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, seperti masalah social, ekonomi, budaya, agama, pendidikan, keamanan dan lain-lain.
A.4 Aktualitas
Aktualitas menurut kata asalnya, berarti “ kini “ dan “ keadaan” sebenarnya “ ( Effendy, 1981 : 99 ). Kedua istilah tersebut erat kaitannya dengan berita, karena definisi berita adalah laporan tercepat mengenai fakta-fakta atau opini yang penting atau menarik minat, atau kedua-duanya bagi sejumlah besar orang ( news is the timely report of facts or opinion of either interest or importance or both, to a considerable number of people ) ( Charnley, 1965 : 34 )
Laporan tercepat menunjukan pada “ kekinian “ atau terbaru dan masih hangat. Fakta dan peristiwa penting, atau menarik tiap hari berganti dan perlu untuk dilaporkan, karena khalayak pun memerlukan informasi yang paling baru. Hal ini dilakukan oleh surat kabar, karena surat kabar sebagian besar memuat berbagai jenis berita.
A.5 Terdokumentasikan
Dari berbagai fakta yang disajikan surat kabar dalam bentuk berita atau artikel, dapat dipastikan ada beberapa diantaranya yang oleh pihak-pihak tertentu dianggap penting untuk diarsipkan atau dibuat kliping.
Untuk menyerap isi surat kabar, pembaca dituntut untuk bisa membaca serta memiliki kemampuan intelektualitas tertentu. Khalayaknya yang buta huruf tidak dapat menerima pesan surat kabar. Bagi mereka yang berpendidikan rendah pun mungkin akan kesulitan membaca surat kabar, karena banyak istilah dari berbagai bidang yang tidak dapat mereka pahami.
  1. Majalah
Majalah sudah pasti ditentukan oleh sasaran khalayak yang dituju. Artinya sejak awal redaksi sudah menentukan siapa yang akan menjadi pembacaanya, apakah anak-anak, remaja, wanita dewasa, pria dewasa atau untuk pembaca umum. Bisa juga dapat ditargetkan sasaran pembaca berdasarkan hobi tertentu, seperti bertani, beternak dan memasak.
B.1 Penyajian lebih dalam
Frekuensi terbit majalah pada umumnya adalah mingguan. Selebihnya dwi mingguan, bahkan bulanan ( 1 X sebulan ). Majalah berita biasanya terbit mingguan, sehingga para reporternya punya waktu yang cukup lama untuk memahami dan mempelajari suatu peristiwa.
B.2 Nilai aktualitas lebih lama
Apabila nilai aktualitas surat kabar hanya berumur satu hari, maka nilai aktualitas majalah usung surat kabar kemarin atau dua hari yang lalu bila kita baca saat ini. Akan tetapi kita tidak pernah menganggap using majalah yang terbit dua atau tiga hari yang lalu. Sebagaimana kita alumni bersama, bahwa dalam membaca majalah tidak pernah tuntas sekaligus. Pada hari pertama mungkin kita hanya membaca topic yang kita senangi atau topic yang relevan dengan profesi kita, hari esok dan seterusnya kita membaca topic lain sebagian referensi.
B.3 Gambar / Foto lebih banyak
Jumlah halaman majalah lebih banyak sehingga selain penyajian beritanya yang mendala, majalah juga dapat menampilkan gambar / foto yang lengkap, dengan ukuran besard an kadang-kadang berwarna, serta kualitas kertas yang digunakannya juga lebih baik. Foto-foto yang ditampilkan majalan memiliki daya tarik tersendiri.
B.4 Cover sebagai daya tarik
Selain foto, cover atau sampul majalah juga merupakan daya tarik tersebdiri. Cover adalah ibarat pakaian dan aksesoris
B.5 Harga
Harga majalah tergolong mahal disbanding Koran.
Tabloid Sebagai Kombinasi beberapa karakteristik antara Surat Kabar ( Koran ) dan Majalah
Ada bebrapa karakteristik pada Tabloid :
  1. Publistas
  2. Aktualitas
  3. TerdokumentasikanPenyajian Lebih dalam
  4. Nilai Aktualitas lebih lama
  5. Terdapat gambar lebih menarik
  6. Sampul depan memiliki daya tarik.
  7. Mudah mengeenali khalayaknya
  8. Semi Koran
  9. Semi majalah


Fungsi Tabloid :
  1. To Inform
  2. To educate
  3. To entertaining

Kelebihan Tabloid :
  1. Indept Reporting
  2. Menarik ( Eye catching )
  3. Khalayak Mudah Dipantau
  4. Bersifat feature news dan straight News
  5. Terdokuementasikan
  6. Pemberitaan di Tabloid boleh dipesan
Kelemahan :
  1. Pemberitaan Terbatas, biasanya satu tema besar menjadikan benang merah untuk setiap rubrik ( terdapat korelasi per satu edisi )
  2. Ukuran kertas terlalu lebar
  3. Memiliki daya saing penjualan antara Koran dengan majalah.
Prospek untuk Kegiatan PR :
Walaupun Tabloid tidak mencakup semua pemberitaan layaknya Koran, atau bahkan tidak se-handy majalah, Tabloid memiliki potensi yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan Public Relations. Antara lain :
  1. Advertorial
Berdasarkan karakteristik tabloid serta pertimbangan kelebihan serta kekurangannya, PRO dapat mengirimkan Advertorial sebagai bentuk publisitas, untuk mengisi salah setengah atau penuh satu halaman.
  1. Pembuatan House Jurnal
Bentuk tabloid juga dapat digunakan untuk sebagai bentuk house jurnal sebuah perusahaan, instansi, atau lembaga organisasi. Contohnya, organisasi HMI, DPR, dan KPK.
By: alwayskantry009 • Posted in communication…

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah menitipkan komentar
semoga informasi ini bermanfaat
Wassalam

 
Toggle Footer
Top