Komentar
saya atas opini
yang di tulis oleh Codding
Marusu 7 Mei 2013, yaitu sebuah status/tulisan yang terkait kondisi
pendidikan di Indonesia. Munkin tulisan ini adalah ungkapan perasaan tentang
buruknya sistem pendidikan di Indonesia. berikut ini adalah pernyataan beliau.
“Keadaan
pendidikan Indonesia yang dipandang caruk maruk hari ini harus dipandang sebagai
akumulasi dari ketimpangan masa lalu, politik edukation yang dijalankan oleh
pemerintah Belanda sengaja didesain untuk menjatuhkan nalar dan mental anak bangsa.
Para ahli pendidikan tidak seharusnya sekedar melihat dan memperbincangkan
topeng pendidikan hari ini tapi harus mempelajari akar masalah dan akar sejarah
pendidikan Indonesia.”
Tulisan
di atas butuh banyak analisis, tentunya analisis pertama adalah soal indikator
kesuksesan pendidikan sehingga ada konklusi kekacauan pendidikan di Indonesia.
mulai dari sistem, manajemen hingga materi pendidikan dinilai masih kurang memadai
dalam mencapai tujuan pendidiakan bangsa yaitu memperbaiki nalar dan mental
peserta didik.
Yang
kedua adalah soal trias politika Van De Venter yang menerapkan dasar pendidikan di Indonesia.
Mungkin yang tegaskan oleh Codding Marusu tentang politik education adalah kebijakan
kolonial Belanda yang diterapkan di bumi Nusantara dan tetap ada hingga
sekarang.
Ketiga
adalah soal topeng pendidikan.
Ini terkait dengan tujuan pendidikan, baik tujuan pendidikan nasional, maupun
tujuan pendidikan oleh instansi pendidikan yang ada. Sebetulnya tujuan itu
telah tercatat dalam undang-undang. Hanya saja, tujuan pendidikan seringkali
ditunggangi oleh tujuan-tujuan lain yang sifatnya personal atau kelompok yang
mencari keuntungan pribadi maupun kolektif. Itulah sebabnya sehingga wajar bila
pendidikan di Indonesia semakin terbelakang.
Keempat
adalah sejarah pendidikan. Pada
awalnya, pendidikan itu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menjadi yang terbaik, yaitu perbaikan nalar, mental, dan amal sholeh. Anehnya,
pendidikan sekarang ini seolah hanya mengejar titel tanpa mempertimbangkan
kualitas pengetahuan atau penalaran, mental atau kepribadian yang unggul serta
amal sholeh.
Kelima
adalah tujuan pendidikan. Sebagaimana
disebutkan di atas bahwa pendidikan itu meliputi perbaikan mental, nalar dan
amal sholeh (terjemahan tujuan pendidikan nasional). Apakah pendidikan hari ini
masih fokus pada tujuan yang sama? Sepertinya seluruh warga negara harus sadar
akan buruknya pendidikan di
Indonesia.
Semoga pendidikan di Indonesia bisa
mengangkat harkat dan martabat bangsa. Tentunya harapan ini harus disertai
kesadaran dan gerakan bersama dalam membangun bangsa. (AHM)
wah setuju sekali banyak kepalsuan yang harus dihilangkan agar mau maju
BalasHapus