The Phinisi Center (TPC)
mengadakan kunjungan di puncak gunung, di Desa Kahaya
Kecamatan Kindang, kabupaten Bulukumba. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari
diadakannya sosialisasi pendidikan partisipatif. Camping merupakan sebuah wjud
dari kepeduliaan terhadap kebersamaan dan persaudaraan dengan melakukan camping
hal itu bias lebih terasa.
Perjalanan menuju puncak
gunung di kahaya, memakan waktu yang cukup lama. Sekitar kurang lebih tiga jam
jalan kaki untuk menjangkau tempat ini. Kahaya merupakan sebuah desa yang masih
sangat terpinggirkan. Perekonomian yang ada di desa ini seakan tak berputar
karena akses yang sulit dijangkau oleh masyarakat.
Sumber penghasilan pokok
masyarakat di daerah ini yakni tanaman kopi dan jagung, akan tetapi terkadang
gagal panen akibat angina putting beliung yang setiap tahunnya datang dan
memperak-porandakan tanaman serta rumah penduduk. Untuk mengantisipasi robohnya
rumah penduduk, maka setiap rumah yang ada di desa ini dilengkapi dengan
penopang dari bamboo yang dibuar dari segala penjuru. Menurut warga ada banyak
tanaman yang cocok untuk menopang penigkatan perekonomian mereka,seperti
penanaman tanaman jangka pendek (sayur-sayuran) akan tetapi akses jalan yang
membuat mereka tidak dapat melakukan hal tersebut.
Dari segi pendidikan,
masyakat sekitar belum memahami pendidikan dan manfaatnya sehingga mereka
cendrung tidak menyekolahkan anaknya dan lebih cendrung menyuruh anaknya
bekerja daripada mengenyam pendidikan dibangku sekolah. Selain itu mereka
berpendapat jika anaknya sudah mampu untuk membaca, mereka pun menganjurkan
anaknya untuk putus sekolah. Selain itu sarana dan prasarana serta fasilitas
sekolah menjadi penghambat lancarkan proses belajar mengajar di sekolah.
Sekolah dasar hanya ada satu , dan SMP hanya ada satu yang terletak di Dusun
Kahaya.
Dari segi Budaya, masyarakat
desa ini masih menerapkan saling membantu/ kerjasama, gotong royong, serta sifat
kekeluargaan masih sangat kental.
Dari segi wisata, Desa ini
memiliki potensi wisata yang sangat bagus karena terlihat dari pemandangan alam
yang menjadi hiasan terindah yang tidak dapat dilihat di daerah lain. Ada
beberapa titik yang sudah menjadi objek wisata yaitu Tanjung merupakan puncak
gunung yang berada di Dusun Tabbuakkan, Danau yang berada di dusun kahaya,
serta keindahan alam yang berada dimana-mana yang dapat di jadikan objek pemandangan
alam yang menarik. Namun keinidahan alam ini hanya dapat di nikmati oleh
masyarakat sekitar karena belum terekspos keluar.
Dari segi letak wilayah,
Desa ini berada di sebalah barat Kabupaten Bulukumba, merupakan perbatsan
kabupaten sinjai, sungai menjadi symbol pemisah Desa ini dengan kabupaten
sinjai barat. karena letak sinjai yang begitu dekat dengan desa ini sehingga
masyarakat lebih memilih untuk membeli barang dan keperluan di sinjai daripada
di Bulukumba sendiri.
Rumah penduduk terdiri dari
rumah panggung, yang letaknya terpisah, berbeda dengan rumah yang ada di
desa-desa yang lebih maju terkadang berada dalam satu kawasan yang saling
berdekatan. Untuk rumah yang berada di desa ini dalam satu kawasan hanya dapat
di temui tiga sampai lima rumah, bahkan terpisahdengan jarak yang cukup jauh.
Untuk penerangan, penduduk
masih menggunakan lampu sumbu karena belum adanya aliran listrik yang masuk, pemerintah
sudah mencanangkan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
namun belum dapat difungsikan.
Harapan penduduk agar
kiranya akses jalan dapat di perbaiki, karena faktor pendukung utama
peningkatan taraf hidup mereka adalah jalan.
***
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah menitipkan komentar
semoga informasi ini bermanfaat
Wassalam