Senin, 15 April 2013
0 komentar

Sesosok Senior yang luar biasa




Malam ini aku bingung harus mulai menulis dari mana, kata-kataku terasa beku dan satu kata pun susah untuk kutulis. Benar filosofi yang mengatakan bahwa salah satu kunci untuk menulis adalah membaca. Pantas beberapa penulis terkenal dapat menulis sebuah tulisan yang menarik dan indah karena sebelum mereka menulis terlebih dahulu mereka membekali diriya dengan informasi dan pengetahuan yang luas sebelum mengaplikasikan apa yang ada dibenaknya dalam bentuk tulisan.

Namun aku menyadari bahwa ini adalah kali pertama dalam menulis, pasti akan banyak kekurangan yang timbul. Wajah pemula akan menghasilkan karya pemula. Dengan pemikiran ini aku kembali melanjutkan untuk menulis kata-demi kata yang terlintas dipikiranku. Namun sejenak ku berhenti karena teringat sesosok senior yang begitu menginspirasi hidupku. Setiap aku menulis aku pasti ingat akan sosoknya.
Dia salah seorang senior yang selalu memberi inspirasi dan motivasi kepada saya dan teman-teman. Teringat saat dia mengajakku ke kima untuk melihat perusahaan rumput laut dan memperkenalkan kami kepada rekan bisnisnya, setelah itu aku diajak untuk melihat pengolahan rumput laut mulai dari tahap pengeringan sampai pada proses pengemasan.
dia sesosok manusia yang sangat hebat yang pernah ku kenal, berkat dari kegigihan dan kerja keras beliau mendirikan beberapa organisasi kampus, dan Alhamdulillah dari organisasi itu kampus terpopuler bukan hanya didaerah namun merambah sampai ketingkat nasional, karena prestasi dan kreativitas yang dihasilkan oleh kader-kader beliau. Kesuksesaan itu tidak terlepas karena beliau.
Tadinya setiap ada masalah terkait masalah pribadi maupun masalah organisasi pasti dia selalu memberikan wejangan-wejangan serta solusi kepada kami untuk tetap sabar dan mencari solusi yang tidak menimbulkan kontravesi. Terakhir kita berencana untuk mengadakan pertemuan yang dibingkai dengan kata curhat bersama kakanda. Semuanya telah dipersiapkan bahkan kita dapat konfirmasi kesiapan beliau untuk hadir ditengah-tengah kami untuk memberikan beberapa ilmu terkait masalah penulisan dan lain-lain, sehari sebelum kegiatan dilaksanakan.
Namun apa daya takdir berkata lain, pukul 03.00 dini hari kami mendapat kabar bahwa kakanda wafat karena serangan jantung. Teman- teman malam itu pun berangkat menuju Bulukumba untuk menyaksikan jenazah beliau. Saat itu aku merasa kehilangan karena belum sempat mengucapkan terima kasih atas jasa-jasa beliau yang tak pernah jenuh untuk membimbing.
Bahkan amanah yang diberikan kepada saya belum terealisasi. Ini yang terkadang membuat saya merasa sedih karena belum mampu merealisasikan keinginan beliau.
Iya, dia adalah putera phinisi, dia berasal dari Bulukumba yang memiliki usaha dibidang kelautan tepatnya rumput laut. Prinsip hidupnya adalah selalu mengedepankan masyarakat yang lemah dan tidak berdaya. Dengan membuka lapangan pekerjaan bagi mereka. Benar dia adalah kakanda Mulyadi Mapparessa.
***

   

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah menitipkan komentar
semoga informasi ini bermanfaat
Wassalam

 
Toggle Footer
Top