Malam
ini aku bingung harus mulai menulis dari mana, kata-kataku terasa beku dan satu
kata pun susah untuk kutulis. Benar filosofi yang mengatakan bahwa salah satu
kunci untuk menulis adalah membaca. Pantas beberapa penulis terkenal dapat
menulis sebuah tulisan yang menarik dan indah karena sebelum mereka menulis
terlebih dahulu mereka membekali diriya dengan informasi dan pengetahuan yang
luas sebelum mengaplikasikan apa yang ada dibenaknya dalam bentuk tulisan.
Namun
aku menyadari bahwa ini adalah kali pertama dalam menulis, pasti akan banyak
kekurangan yang timbul. Wajah pemula akan menghasilkan karya pemula. Dengan
pemikiran ini aku kembali melanjutkan untuk menulis kata-demi kata yang
terlintas dipikiranku. Namun sejenak ku berhenti karena teringat sesosok senior
yang begitu menginspirasi hidupku. Setiap aku menulis aku pasti ingat akan
sosoknya.
Dia
salah seorang senior yang selalu memberi inspirasi dan motivasi kepada saya dan
teman-teman. Teringat saat dia mengajakku ke kima untuk melihat perusahaan rumput
laut dan memperkenalkan kami kepada rekan bisnisnya, setelah itu aku diajak
untuk melihat pengolahan rumput laut mulai dari tahap pengeringan sampai pada
proses pengemasan.
dia
sesosok manusia yang sangat hebat yang pernah ku kenal, berkat dari kegigihan
dan kerja keras beliau mendirikan beberapa organisasi kampus, dan Alhamdulillah
dari organisasi itu kampus terpopuler bukan hanya didaerah namun merambah
sampai ketingkat nasional, karena prestasi dan kreativitas yang dihasilkan oleh
kader-kader beliau. Kesuksesaan itu tidak terlepas karena beliau.
Tadinya
setiap ada masalah terkait masalah pribadi maupun masalah organisasi pasti dia
selalu memberikan wejangan-wejangan serta solusi kepada kami untuk tetap sabar
dan mencari solusi yang tidak menimbulkan kontravesi. Terakhir kita berencana
untuk mengadakan pertemuan yang dibingkai dengan kata curhat bersama kakanda.
Semuanya telah dipersiapkan bahkan kita dapat konfirmasi kesiapan beliau untuk
hadir ditengah-tengah kami untuk memberikan beberapa ilmu terkait masalah
penulisan dan lain-lain, sehari sebelum kegiatan dilaksanakan.
Namun
apa daya takdir berkata lain, pukul 03.00 dini hari kami mendapat kabar bahwa
kakanda wafat karena serangan jantung. Teman- teman malam itu pun berangkat
menuju Bulukumba untuk menyaksikan jenazah beliau. Saat itu aku merasa
kehilangan karena belum sempat mengucapkan terima kasih atas jasa-jasa beliau
yang tak pernah jenuh untuk membimbing.
Bahkan
amanah yang diberikan kepada saya belum terealisasi. Ini yang terkadang membuat
saya merasa sedih karena belum mampu merealisasikan keinginan beliau.
Iya,
dia adalah putera phinisi, dia berasal dari Bulukumba yang memiliki usaha
dibidang kelautan tepatnya rumput laut. Prinsip hidupnya adalah selalu mengedepankan
masyarakat yang lemah dan tidak berdaya. Dengan membuka lapangan pekerjaan bagi
mereka. Benar dia adalah kakanda Mulyadi
Mapparessa.
***
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah menitipkan komentar
semoga informasi ini bermanfaat
Wassalam