Sabtu, 01 Juni 2013
0 komentar

Kesaktian Pancasila Ditangan Mahasiswa



Siapa yang tak mengenal Pancasila? Sangat ironis rasanya jika ada diantara kita yang mengatakan bahwa tak mengenal Pancasila apalagi yang berstatus akademisi atau mahasiswa sebab itulah falsafah atau dasar dari negara kita Indonesia yang dijadikan pedoman oleh segenap putra dan putri bangsa Indonesia dalam menjalankan aktivitas dan tanggung jawabnya sehari-hari dalam melakoni hidup dalam lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia. Falsafah itu sendiri “Pancasila” telah diakui dimata dunia bahwa memiliki kesaktian tersendiri sebab dirumuskan dari kearifan lokal murni yang dimiliki bangsa Indonesia yang mulai dari sabang sampai Merauke dan dari mianga sampai pulau rote oleh bapak bangsa Indonesia ketika itu, Bung Karno.

Pancasila sendiri telah membuktikan kesaktiaannya dalam berbagai masalah atau dinamika yang dihadapi dan telah terjadi disepanjang sejarah bangsa ini, Indonesia mulai dari awal kemerdekaannya sampai sekarang. Tak kurang dinamika atau masalah besar yang sudah terlewati disepanjang sejarah bangsa ini, tarulah misalnya pemberontakan gerakan 30 september yang didalangi oleh Partai Komunis Indonesia pada tahun 1965 yang mencoba menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa dengan berusaha melengserkan soekarno dari pucuk pimpinan negara atau presiden, pemberontakan DI/TII, Pemberontakan GAM, Pemberontakan Papua Merdeka, Kekacauan di Ambon, dan masih banyak lagi lainnya yang tujuannya tak lain dan tak bukan hanya untuk menghancur leburkan persatuan Indonesia yang terkenal sangat kukuh itu namun tak mampu diwujudkannya sebab didasari oleh sebuah falsafah yang sangat luar biasa dan sakral yang disebut Pancasila.
Kesaktian Pancasila yang telah begitu banyak membuat kelompok-kelompok separatis kecewa karena tak mampu untuk melawannya meskipun telah begitu banyak cara yang dilakukan untuk meruntuhkan falsafah bangsa tersebut, mulai dari gerakan yang penuh dengan strategi persuasif sampai yang bersifat represif. Membuat para kelompok-kelompok tersebut menyusun strategi baru yang dianggap jitu untuk melawan kesaktian dari Pancasila tersebut dengan berusaha meminta dukungan dari para kelompok-kelompok lain yang tidak menyukai falsafah bangsa indonesia tersebut, seperti bangsa-bangsa amerika, Eropa dan bahkan asia sendiri yang ideologinya bertolak belakang dengan pancasila. Dan salah satu dari langkah jitu itu adalah dengan memanfaatkan arena pasar bebas yang sehingga dengan sendirinya akan membuat putra dan putri bangsa bertarung satu sama lain yang pada akhirnya tanpa disadari akan memikis sedikit demi sedikit rasa persatuan dan kesatuan bangsa kita Indonesia.
Lantas dengan melihat realita atau kondisi bangsa yang seperti, adakah kita semua terutama mahasiswa mampu memperlihatkan kesaktian Pancasila dengan melawan segala bentuk ancaman dari kelompok-kelompok separatis tersebut dan sejauh manakah kita telah melakukan hal tersebut? Jawabannya sangat beragam, mulai dari yang tidak mampu, mampu, tidak mau tahu, terlena dan masih banyak lagi. Dan kita sendiri mahasiswa ada dimana? Realita membuktikan, yang mau dan mampu memperlihatkan atau membuktikan kesaktian dari Pancasila itu, lebih sedikit jumlahnya dibandingkan mereka-mereka yang tidak mampu atau tidak mau tahu bahkan yang terlena serta yang lainnya.
Banyak mahasiswa yang terlena dan tidak mau tahu akan hal itu, alasannya entah seperti apa tapi jika kita melihatnya. Mungkin kita bisa berpendapat bahwa karena mereka sudah lupa akan semua makna yang terkandung didalam tubuh Pancasila itu sendiri akibat keberhasilan dari kelompok-kelompok separatis dalam menjalankan rencananya dari segala sisi kehidupan mahasiswa. Sehingga membuatnya tak berdaya dan tak tak tahu akan berbuat apa, namun walau demikian tetap masih ada juga diantara mahasiswa-mahasiswa yang lainnya yang mau dan mampu membuktikan kesaktian dari Pancasila tersebut karena masih mengingat akan semua makna yang terkandung dari Pancasila itu sendiri, selain dari pada itu juga karena masih menghargai akan sejarah kesakralan saat dirumuskannya Pancasila oleh Bung Karno yang kita sadari bahwa bukanlah hal yang mudah tapi sangat sulit dengan berbagai rintangannya.
Membaca kalimat tersebut mungkin kita semua sudah tahu dan sadar bahwa kita berada atau termasuk dalam kategori yang mana. Jika kita masih sering menghina ataupun membatasi orang lain yang berbeda keyakinan dengan kita dalam menjalankan ibadahnya dan masih kerap memperlakukan orang lain pula dengan cara tindakan-tindakan yang kurang atau tidak beradab bahkan menyakiti hati orang lain serta masih sering mengambil keputusan sendiri tanpa menghiraukan pendapat dari orang lain dalam kelompok dan masih membatasi pelaksanaan tanggung jawab terhadap orang-orang atau kelompok-kelompok bahkan daerah-daerah tertentu maka tentunya kita tergolong kedalam orang-orang atau mahasiswa yang terlena dan tidak mau tahu serta tak mampu memperlihatkan dan membuktikan dari kesaktian Pancasila tersebut.
Sebaliknyapun seperti itu jika kita mengedepankan sikap pluralisme untuk tetap menghargai dan memberikan kebebasan penuh bagi orang lain yang memiliki keyakinan berbeda dengan kita yang sesuai dengan ketetapan negara, memperlakukan orang lain dengan cara tindakan-tindakan yang berkeadilan dan beradab serta tak menyakiti hati orang lain, saling merangkul antara sesama putra dan putri bangsa dan menghargai segala bentuk pendapat sebelum mengambil sebuah keputusan dalam kelompok, dan tidak membeda-bedakan antara satu dan yang lainnya baik itu secara individual, kelompok, agama, etnis, suku, bahasa dan daerah dalam pelaksanaan tanggung jawab maka tentunya kita berada dalam golongan atau kategori orang-orang atau mahasiswa yang masih tetap kukuh dan memperlihatkan serta membuktikan kesaktian dari falsafah bangsa kita Indonesia yang tercinta, Pancasila.
Dan sebagai catatan kecil bagi kita semua terutama kaum akademisi atau mahasiswa bahwa, harapan bangsa ini tentunya ada ditangan kita sendiri bukan ditangan orang lain atau bangsa lain karena kitalah yang mengerti akan situasi dan kondisi bangsa kita sekarang. Jika para pendahulu kita mampu berbuat untuk membuktikan kesaktian dari Pancasila itu sehingga kita juga memiliki kesempatan hidup saat ini, kenapa tidak kita bisa melakukan pembuktian itu untuk kehidupan bagi generasi kita selanjutnya yang sesuai harapan, kalaupun tidak bisa dari seperti yang kita rasakan sekarang. Paling tidak, tidak kurang dari apa yang kita rasakan saat ini. Jadi marilah kita menjaga falsafah bangsa kita kemudian perlihatkan kepada seluruh mata didunia bahwa kesaktian Pancasila masih ada dan berada ditangan orang-orang yang bertanggung jawab dan menghargainya yaitu mahasiswa.
“Jadilah putra dan putri bangsa yang menjaga dan menghargai akan segala sesuatu yang menjadi bagian dari sejarah kehidupan bangsanya dan janganlah menjadi pengkhianat bangsa karena itu akan membuatmu sebagai orang yang tak pernah dihargai sehingga semua pasang mata didunia kagum akan apa yang kau lakukan itu terhadap bangsamu”.
-Suardi Mansing-

Bulukumba, 18 Februari 2013

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah menitipkan komentar
semoga informasi ini bermanfaat
Wassalam

 
Toggle Footer
Top