Siapa yang tak mengenal
Pancasila? Sangat ironis rasanya jika ada diantara kita yang mengatakan bahwa
tak mengenal Pancasila apalagi yang berstatus akademisi atau mahasiswa sebab
itulah falsafah atau dasar dari negara kita Indonesia yang dijadikan pedoman
oleh segenap putra dan putri bangsa Indonesia dalam menjalankan aktivitas dan
tanggung jawabnya sehari-hari dalam melakoni hidup dalam lingkup Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Falsafah itu sendiri “Pancasila” telah diakui
dimata dunia bahwa memiliki kesaktian tersendiri sebab dirumuskan dari kearifan
lokal murni yang dimiliki bangsa Indonesia yang mulai dari sabang sampai
Merauke dan dari mianga sampai pulau rote oleh bapak bangsa Indonesia ketika
itu, Bung Karno.
Pancasila sendiri telah
membuktikan kesaktiaannya dalam berbagai masalah atau dinamika yang dihadapi
dan telah terjadi disepanjang sejarah bangsa ini, Indonesia mulai dari awal
kemerdekaannya sampai sekarang. Tak kurang dinamika atau masalah besar yang
sudah terlewati disepanjang sejarah bangsa ini, tarulah misalnya pemberontakan
gerakan 30 september yang didalangi oleh Partai Komunis Indonesia pada tahun
1965 yang mencoba menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa dengan berusaha
melengserkan soekarno dari pucuk pimpinan negara atau presiden, pemberontakan
DI/TII, Pemberontakan GAM, Pemberontakan Papua Merdeka, Kekacauan di Ambon, dan
masih banyak lagi lainnya yang tujuannya tak lain dan tak bukan hanya untuk
menghancur leburkan persatuan Indonesia yang terkenal sangat kukuh itu namun
tak mampu diwujudkannya sebab didasari oleh sebuah falsafah yang sangat luar
biasa dan sakral yang disebut Pancasila.
Kesaktian Pancasila yang
telah begitu banyak membuat kelompok-kelompok separatis kecewa karena tak mampu
untuk melawannya meskipun telah begitu banyak cara yang dilakukan untuk
meruntuhkan falsafah bangsa tersebut, mulai dari gerakan yang penuh dengan
strategi persuasif sampai yang bersifat represif. Membuat para
kelompok-kelompok tersebut menyusun strategi baru yang dianggap jitu untuk
melawan kesaktian dari Pancasila tersebut dengan berusaha meminta dukungan dari
para kelompok-kelompok lain yang tidak menyukai falsafah bangsa indonesia
tersebut, seperti bangsa-bangsa amerika, Eropa dan bahkan asia sendiri yang
ideologinya bertolak belakang dengan pancasila. Dan salah satu dari langkah
jitu itu adalah dengan memanfaatkan arena pasar bebas yang sehingga dengan
sendirinya akan membuat putra dan putri bangsa bertarung satu sama lain yang
pada akhirnya tanpa disadari akan memikis sedikit demi sedikit rasa persatuan
dan kesatuan bangsa kita Indonesia.
Lantas dengan melihat
realita atau kondisi bangsa yang seperti, adakah kita semua terutama mahasiswa
mampu memperlihatkan kesaktian Pancasila dengan melawan segala bentuk ancaman
dari kelompok-kelompok separatis tersebut dan sejauh manakah kita telah
melakukan hal tersebut? Jawabannya sangat beragam, mulai dari yang tidak mampu,
mampu, tidak mau tahu, terlena dan masih banyak lagi. Dan kita sendiri
mahasiswa ada dimana? Realita membuktikan, yang mau dan mampu memperlihatkan
atau membuktikan kesaktian dari Pancasila itu, lebih sedikit jumlahnya
dibandingkan mereka-mereka yang tidak mampu atau tidak mau tahu bahkan yang
terlena serta yang lainnya.
Banyak mahasiswa yang terlena
dan tidak mau tahu akan hal itu, alasannya entah seperti apa tapi jika kita
melihatnya. Mungkin kita bisa berpendapat bahwa karena mereka sudah lupa akan
semua makna yang terkandung didalam tubuh Pancasila itu sendiri akibat
keberhasilan dari kelompok-kelompok separatis dalam menjalankan rencananya dari
segala sisi kehidupan mahasiswa. Sehingga membuatnya tak berdaya dan tak tak
tahu akan berbuat apa, namun walau demikian tetap masih ada juga diantara
mahasiswa-mahasiswa yang lainnya yang mau dan mampu membuktikan kesaktian dari
Pancasila tersebut karena masih mengingat akan semua makna yang terkandung dari
Pancasila itu sendiri, selain dari pada itu juga karena masih menghargai akan
sejarah kesakralan saat dirumuskannya Pancasila oleh Bung Karno yang kita
sadari bahwa bukanlah hal yang mudah tapi sangat sulit dengan berbagai
rintangannya.
Membaca kalimat tersebut
mungkin kita semua sudah tahu dan sadar bahwa kita berada atau termasuk dalam
kategori yang mana. Jika kita masih sering menghina ataupun membatasi orang
lain yang berbeda keyakinan dengan kita dalam menjalankan ibadahnya dan masih
kerap memperlakukan orang lain pula dengan cara tindakan-tindakan yang kurang
atau tidak beradab bahkan menyakiti hati orang lain serta masih sering
mengambil keputusan sendiri tanpa menghiraukan pendapat dari orang lain dalam
kelompok dan masih membatasi pelaksanaan tanggung jawab terhadap orang-orang
atau kelompok-kelompok bahkan daerah-daerah tertentu maka tentunya kita
tergolong kedalam orang-orang atau mahasiswa yang terlena dan tidak mau tahu
serta tak mampu memperlihatkan dan membuktikan dari kesaktian Pancasila
tersebut.
Sebaliknyapun seperti itu
jika kita mengedepankan sikap pluralisme untuk tetap menghargai dan memberikan
kebebasan penuh bagi orang lain yang memiliki keyakinan berbeda dengan kita
yang sesuai dengan ketetapan negara, memperlakukan orang lain dengan cara
tindakan-tindakan yang berkeadilan dan beradab serta tak menyakiti hati orang
lain, saling merangkul antara sesama putra dan putri bangsa dan menghargai
segala bentuk pendapat sebelum mengambil sebuah keputusan dalam kelompok, dan
tidak membeda-bedakan antara satu dan yang lainnya baik itu secara individual,
kelompok, agama, etnis, suku, bahasa dan daerah dalam pelaksanaan tanggung
jawab maka tentunya kita berada dalam golongan atau kategori orang-orang atau
mahasiswa yang masih tetap kukuh dan memperlihatkan serta membuktikan kesaktian
dari falsafah bangsa kita Indonesia yang tercinta, Pancasila.
Dan sebagai catatan kecil
bagi kita semua terutama kaum akademisi atau mahasiswa bahwa, harapan bangsa
ini tentunya ada ditangan kita sendiri bukan ditangan orang lain atau bangsa
lain karena kitalah yang mengerti akan situasi dan kondisi bangsa kita
sekarang. Jika para pendahulu kita mampu berbuat untuk membuktikan kesaktian
dari Pancasila itu sehingga kita juga memiliki kesempatan hidup saat ini,
kenapa tidak kita bisa melakukan pembuktian itu untuk kehidupan bagi generasi
kita selanjutnya yang sesuai harapan, kalaupun tidak bisa dari seperti yang
kita rasakan sekarang. Paling tidak, tidak kurang dari apa yang kita rasakan
saat ini. Jadi marilah kita menjaga falsafah bangsa kita kemudian perlihatkan
kepada seluruh mata didunia bahwa kesaktian Pancasila masih ada dan berada
ditangan orang-orang yang bertanggung jawab dan menghargainya yaitu mahasiswa.
“Jadilah putra dan putri bangsa yang menjaga dan menghargai
akan segala sesuatu yang menjadi bagian dari sejarah kehidupan bangsanya dan
janganlah menjadi pengkhianat bangsa karena itu akan membuatmu sebagai orang
yang tak pernah dihargai sehingga semua pasang mata didunia kagum akan apa yang
kau lakukan itu terhadap bangsamu”.
-Suardi Mansing-
Bulukumba, 18
Februari 2013
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah menitipkan komentar
semoga informasi ini bermanfaat
Wassalam