Oleh : Akbar
TPC mengadakan study tour
ke beberapa tempat wisata di kabupaten Bulukumba rabu 17 April 2013. Study tour
yang dilaksanakan untuk pertama kalinya sebagai wujud kepedulian terhadap
potensi wilayah dan wisata di kabupaten Bulukumba. Tempat yang pertama kali
dikunjungi adalah tempat pembuatan perahu phinisi yang terletak dikelurahan Tana Lemo kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba. Tujuan utama perjalanan
yang dilaksanakan adalah untuk mengetahui filosofi atau asal muasal adanya
perahu phinisi di kabupaten Bulukumba yang sekaligus dijadikan sebagai icon
kabupaten Bulukumba.
Tempat pembuatan perahu phinisi
yang ada di kelurahan Tanah Lemo kecamatan Bontobahari berjarak sekitar 30 kilo
dari kota bulukumba yang terletak dibagian timur bulukumba. Tempat ini
merupakan tempat pusat pembuatan perahu pinisi. Didaerah ini kita dapat melihat
dan menyaksikan bahkan dapat mengetahui cara pembuatan perahu phinisi.
Beberapa teman TPC
mengadakan wawancara kepada beberapa pekerja perahu phinisi. namun mereka tidak
semua dapat menjelaskan lebih jauh terkait filosofi asal dari perahu phinisi
itu sendiri. ternyata ada beberapa pendapat dari penduduk sekitar yang
mengatakan bahwa perahu phinisi itu berasal dari sebuah perahu asing yang konon
karena adanya tumbukan ombak yang besar sehingga kapat tersebut pecah dan
terbelah ditengah laut sehingga terbagi menjadi tiga bagian dan terdampar pada
tiga pesisir pantai. Tiga bagian ini terdampar dibeberapa pesisir pantai dikabupaten
Bulukumba. Diantaranya di pantai bira, di desa Ara, serta bagian yang ketiga
terdapat ditanah beru. Sehingga tanaberu menjadi pusat pembuatan pinisi.
Hampir disepanjang pesisir
pantai ditanaberu dapat terlihat berderet perahu phinisi baik yang sementara
dibuat hingga perahu yang telah selesai. Terlebih lagi ketika masuk dalam
kawasan pusat pembuatan perahu phinisi. Namun perahu yang dibuat dikawasan atau
wilayah ini hanya perahu yang berukuran sedang yang memiliki berat sekitar 100
ton. Yang terkadang masa pengerjaannya memakai waktu berkisar 3 sampai 4 bulan.
ukuran dan bentuknya pun beragam sesuai dengan pesanan. Begitu pula dengan
harga mulai dari Rp. 500.000.000 hingga milyaran rupiah bergantung dari ukuran
serta model.
Pembuatan perahu dilakukan
setelah ada pesanan disertai dengan bukti tertulis atau surat kontrak komitmen
jual beli kepada mereka sebagai konsumen dan pihak produksi. Menurut penduduk
sekitar perahu pinisi lebih banyak dibeli/di pesan oleh para turis asing dari
jerman, Australia, swedia, Austria, Inggris, Amerika.
Tanaberu merupakan sebuah
wilayah yang sebagian besar wilayahnya adalah pesisir pantai sehingga dominan
aktivitas penduduk adalah melaut dan membuat perahu. Adapun pembuatan phinisi
ditempat ini selain untuk mencari nafkah, juga sebagai bentuk pelestarian
budaya. Karena jika tidak dilestarikan maka budaya yang sekaligus icon daerah
akan hilang.
***
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah menitipkan komentar
semoga informasi ini bermanfaat
Wassalam